Bandara I Gusti Ngurah Rai Perlu Pengembangan
Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali sangat luar biasa, pertumbungannya sekitar 6% dan saat ini kapasitasnya mencapai 15 sampai 20 juta penumpang. Sebagai alternatifnya harus ada pengembangan.
Hal itu dikatakan Wakil Ketua Komisi V DPR RI Muhidin M. Said (F-PG) di sela-sela Kunjungan Komisi V dipimpin Wakil Ketua Komisi V Lasarus meninjau Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali, Senin (31/7/2017).
“Hasil tinjauan kita yaitu masalah pembebasan lahan untuk bandara di Buleleng untuk itu harus ada rapat koordinasi antara Pemda dengan Kementerian Perhubungan, harus ada solusinya,” kata Muhidin.
Anggota dewan dari Golkar ini mengatakan, pertumbungan pariwisata yang begitu besar di Bali jika tidak diantisipasi dengan segera nantinya akan menjadi masalah lagi, sehingga harus ada alternatifnya. Hal ini sama dengan yang terjadi di Cengkareng, Bandara Kertajati yang menjadi pembantu itu di kelola oleh BUMD Jawa Barat dengan Kementerian Perhubungan saya kira pola ini bisa diikuti oleh Pemda Bali.
“Di sisi lain, mengingat tahun depan di Bali akan diselenggarakan AFF World Bank Group yang akan dihadiri 3.000 peserta pejabat penting dari tiap Negara, maka perlu penataan lalu lintas yang bagus dan infrastruktur yang bagus terutama untuk mengurai kemacetan menuju bandara, sekarang sedang dibangun fly over menuju bandara, karna ini juga akan menjadi ajang promosi Bali untuk mancanegara dan kita mendorong hal tersebut,” ungkap Muhidin.
Ia menambahkan, Bali memiliki daya tarik yang luar biasa, telah dikunjungi beberapa pejabat negara termasuk Raja Arab Saudi, Mantan Presiden Amerika Serikat dan Perdana Menteri Malaysia. “Untuk itu bandara yang menjadi gerbang utama harus difasilitasi dan lebih baik lagi, agar devisa negara makin meningkat,” pungkasnya. (chas) foto : Chasbi/od.